Monday, December 21, 2015

Sekolah Al Jannah Cibubur : Review

Tibalah saatnya saya menghadapi fase dimana saya harus hunting sekolah buat anak. Kalau waktu TK saya lebih santai pilih sekolah buat aqqil, yang penting TK Islam dan deket rumah. Kalau untuk SD ini, saya ngerasa harus pilih dengan cermat, soalnya aqqil akan sekolah 6 tahun kan di sekolah ini.

Untuk daerah cibubur dan sekitarnya, sebenernya lumayan banyak pilihan sekolah dasar untuk aqqil. Daftarnya nanti saya tulis di postingan lain ya. Setelah melewati 10 langkah memilih sekolah, saya udah punya beberapa kandidat sekolah. Salah satunya Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Jannah.

SDIT Al Jannah berlokasi di pondok rangon Jakarta Timur. Secara lokasi, agak lumayan jauh sih dari rumah saya di harvest city cileungsi (sekitar 16km atau 1 jam perjalanan). Tapi, ada beberapa hal dari sekolah ini yang bikin saya tertarik.

Pertama, sekolah ini memadukan metode pengajaran yang berdasarkan pada ajaran agama islam, sekolah alam, dan mengedepankan sains. Konsepnya tiga pilar islam-alam-sains. Kok pas ya sama apa yang saya cari. Konsep islam dan sains sesuai sama prioritas saya dalam mencari sekolah. Sementara konsep sekolah alam sepertinya akan cocok dengan energi aqqil yang cukup berlebih. Hehe

Kedua, fasilitas sekolahnya lengkap. Sekolahnya luas, dengan fasilitas kolam renang, lapangan futsal, wilayah pertanian, wilayah perikanan, outbond, kantin, masjid, dan gedung sekolah yang bersih.

Ketiga, full day school. Disini anak masuk sekolah dari jam 7.30 sampai jam 15.30. Cukup lama buat sebagian orang. Tapi kalau buat saya, dengan lebih lama di sekolah, sepertinya kegiatannya akan lebih teratur. Berhubung ibunya masih harus jd pegawai yang terikat jam kerja. Pagi ada sholat dhuha, trs ada tilawah quran setiap hari. Ekskulnya juga bermacam-macam dari mulai sepak bola, berenang sampai dengan robotic.

Setelah survey kesana (tapi lupa foto-foto), baru tau nih berapa besar biaya yang dibutuhkan kalau aqqil mau masuk kesini. Biaya masuknya sekitar 30juta-an, SPP nya 1.750rb per bulan (termasuk catering dan ekskul tapi belum termasuk jemputan). Mmm, termasuk murah atau mahal yaaa? 😁😁


Oh iya, disini juga menerima anak berkebutuhan karena mereka menyatakan sebagai sekolah inklusif. Saya penasaran juga, bagaimana ya cara gurunya membuat anak-anak bisa menerima temannya yang berkebutuhan khusus. Karena kata guru disana, mereka awalnya saja kaku dengan para anak abk, tp setelah akrab, mereka malah sangat sayang pada anak abk itu. Anak abk itu juga memiliki shadow teacher tersendiri. Biasanya di dalam kelas ada 2 orang abk. Jd guru kelasnya ada 2 orang ditambah dengan 2 org shadow teacher untuk anak abk.

So far sih suka banget sama sekolah aljannah ini. Tapi masih mempertimbangkan harga dan jarak. Sambil mikir, kita survey lg deh ketempat lain. Yukkk!

Monday, December 14, 2015

10 Tips Memilih Sekolah Untuk Anak

Ya ampyuun.. Judulnya udah kaya halaman wollipop yaa.. :))

Jadi gini ya buibu, tak seperti zaman kita dulu, persoalan pilih-pilih sekolah buat anak kita zaman sekarang adalah sebuah hal yang pelik. Bahkan peliknya sudah dimulai dari pemilihan playgroup atau Taman Kanan-Kanak. Rempongnya itu persis banget kaya jaman dulu kita nyari kampus untuk kuliah. (Duh, gimana emak-emak zaman sekarang gak penuh drama ya?!!)

Percaya atau gak (mesti percaya), mama-mama urban saat ini seringkali sudah mendaftarkan anak mereka di TK atau SD favorit sepanjang masa sejak 2-3 tahun sebelumnya, bahkan waktu saya ke SD islam yang di mesjid Istiqlal, ada ibu-ibu (bukan cuma satu) yang udah daftarin anaknya dari waktu baru lahir! (Bah! Visioner banget emak-emak ini ya.. Sementara gue masih mikirin asi ekslusif, dia udah mikirin sekolah anaknya).. Well, emang begitulah kenyataan yang menunjukkan betapa sengitnya persaingan masuk Sekolah favorit (khususnya) di Jakarta dan sekitarnya.. Padahal, kalau dilihat biaya masuknya itu, nggak ada yang murahhh lho! Semuanya double digit diatas 20an juta. Makin gila gak tuh? Walaupun kita udah rela bayar mahal, tapi tetep aja belum tentu diterima.. Wkwkwk nasib-nasib *pukpuk diri sendiri*

Jadi, untuk buibu yang anaknya taun depan atau beberapa taun lg mau sekolah.. Sesuai judul postingan ini, ada beberapa tips yang harus dilakukan supaya gak puyeng pada saatnya nanti.

1. Serangkaian persiapan ini harus dilakukan minimal setahun sebelum tahun masuk ajaran baru ya, karena rata-rata sekolah udah mulai membuka pendaftaran sejak november tahun sebelumnya. Luar biasa kan? Dan kalau november (saat gak buru-buru daftar, untuk sekolah favorit, biasanya sudah langsung terisi penuh kuotanya. Jadi kalau kita masih sibuk cari-cari sekolah mendekati ajaran baru, bisa dipastikan telat banget alias dadah babay. (Disclaimer : hal ini berlaku untuk sekolah swasta ya, kalau yang diincer SD Negeri sih biasanya baru buka menjelang tahun ajaran baru)

2. Dimulai dengan melakukan pendataan kecil-kecilan sekolah apa saja yang ada di sekitar tempat tinggal kita. Misal anaknya mau masuk SD, bikin list semua SD yang ada di sekitar kawasan rumah tanpa kecuali, istilahnya seperti bikin database (big data) sebagai bahan sebelum mengambil keputusan. Informasi ini bisa didapat dari internet, blog atau forum, brosur atau spanduk, plang yang ada di jalan ketika kita pulang dan pergi dari kantor, dll.

3. Setelah kita punya data sekolahnya, kemudian kita harus menyortirnya dengan menentukan kualifikasi apa yang kita inginkan dari sebuah sekolah, let say SD. Kalau saya, menentukan kualifikasi pertama adalah SDIT alias Sekolah Dasar Islam Terpadu, karena saya ingin anak-anak saya akrab dengan ajaran Islam dalam tahap awal belajarnya, memiliki wawasan keislaman yang baik mengingat saya kurang mampu memberikan pendidikan Islam yang mumpuni. Kualifikasi kedua adalah sekolah alam atau full day school, supaya aqqil punya rutinitas kegiatan yang tersusun baik di sepanjang harinya, inginnya sih dengan lebih banyak belajar di luar kelas (Hiks! Ini sih sebenernya karena emaknya masih jadi pegawai yang pergi pagi pulang malem, gak bisa banyak nemenin anaknya dirumah). Nah, setiap orangtua akan memiliki kualifikasi yang beda-beda. Teman saya lebih memilih sekolah internasional dengan penggunaan dua bahasa (bilingual) di dalam kelas. Ada juga teman saya yang lebih memilih sekolah dengan metode pengajaran montessori. Sah-sah aja kok. Kita sebagai orang tua kan paling tau apa yang terbaik untuk anak.

4. Sesuaikan dengan kekuatan keuangan. Terus terang nih ya, untuk saya yang berada di kelompok ekonomi menengah (tapi pengen kualitas sekolah yang keren), biaya masuk sekolah itu mahal-mahal banget!! Untuk masuk SD sekelas Al-Azhar di Cibubur aja, uang masuk tahun 2015 ini udah diatas 30jt-an. Itu pun masih tergolong murah jika dibandingkan dengan sekolah yang menyandang status ib atau international baccalaurate (bener gak ya nulisnya?) yang biaya masuknya bisa sampai 50-70juta.. *duh gusti, nangis bombay.. Maka dari itu, kita harus tetep realistis, cari sekolah bagus tapi yang sesuai dengan kemampuan finansial kita (Benarlah itu ya mengapa kita harus investasi pendidikan anak jauh hari sebelumnya). Apalagi kalau anaknya ada banyak (kaya gue), gak mungkin kan adik-adiknya gak sekolah gara-gara aqqil bayar sekolahnya mahal bangeud :p

5. Masih soal biaya, jangan cuma pikirin biaya masuknya aja ya, tapi juga biaya bulanannya. Untuk tahun 2015 ini kayanya SPP bulanan rata-rata SD sekitar 1,8 menuju 2juta. Tapi tergantung sekolahnya kaya apa ya. Ada juga yang spp nya sampe 3,5juta (*keleyengan). Nah, kita kita juga harus cermat nih, biaya bulanan itu sudah all-in atau belum, apakah sudah termasuk catering, jemputan, field trip, ekskul dan biaya lain-lain. Atau jangan-jangan nanti kita masih harus membayar biaya lain-lain. SPP yang tadinya dirasa murah, bisa jadi bengkak kalo masih harus ditambah ini itu.

6. Udah dapet beberapa sekolah incaran yang dirasa pas di hati dan di kantong? Jangan puas dulu. Perbanyak browsing informasi dan testimoni tentang sekolah-sekolah itu dari berbagai sumber. Jangan males menambah masukan dari orang tua yang pernah menyekolahkan anaknya di sekolah tujuan kita. Siapa tau ada hal-hal penting yang ternyata malah bikin kita gak sreg. Browsing dari internet, tanya teman atau tetangga, ngubek-ngubek forum, it's a must! Supaya kita bisa sampai tahapan haqul yaqqin tentang sekolah yang kita pilih. Mmm.. tapi kita juga mesti pinter-pinter memilah informasi, karena gak semua informasi itu bisa ditelan mentah-mentah oleh kita. Dari sekian informasi yang kita dapat, pasti ada aja penilaian negatif dari orang lain. Tentu saja ekspektasi setiap orang tua terhadap sebuah sekolah itu kan beda-beda. Kalau negatifnya terkait dengan hal remeh-temeh, gak usah terlalu dipikirin. Tapi kalau banyak yang ngomong tentang hal negatif yang sama, ada baiknya difollow up langsung ke sekolahnya. Pilahlah informasi yang penting sesuai kebutuhan kita.

7. Pertimbangkan jarak antara rumah dan sekolah yang dipilih. Kadang, karena ambisi orang tua (duh bahasanya), kita jadi memaksakan anak untuk bersekolah di sekolah pilihan kita walaupun jaraknya terhitung jauh. oba dipikirkan lagi dengan matang. Apa gak kejauhan dan terlalu melelahkan buat si anak? Kalau memang jaraknya jauh dan macet sepertinya akan lebih bijak kalau tidak dipaksakan ya. Apalagi kalau masih TK atau SD. Belum lagi pertimbangan siapa yang akan mengantarkan kalau kita bekerja, atau bagaimana biaya tambahan untuk jemputan yang lumayan mahal kalau jaraknya jauh. 

8. Sepertinya sampai tahap ini sudah semakin sedikit kandidat sekolah yang akan kita pilih. Nah, sekarang waktunya cek TKP alias dateng langsung ke sekolahnya. Survey langsung ke sekolah itu suatu keharusan, jangan cuma mengandalkan brosur atau informasi di internet ya. Kita harus dateng liat kondisi sekolahnya seperti apa, kelasnya gimana, kamar mandinya gimana, tanya pola pengajarannya seperti apa, dimana tempat bermainnya, dimana tempat main bolanya,dll

9. Ikuti open-day yang biasanya dilakukan oleh sekolah tersebut pada saat awal-awal pendaftaran. Saat open day itu biasanya kita bisa melihat semua fasilitas yang ada di sekolah. Selain itu, kita juga bisa melihat bagaimana suasana siswa-siswa yang sekolah di sana. Sebagai emak-emak, kita biasanya bisa dapet feeling anak kita bakal betah gak di sekolah itu dengan cara melihat kegembiraan yang dipancarkan raut muka siswa disana, atau hal apa dari sekolah itu yang bisa membuat anak kita tertarik saat pertama kali datang. Biasanya kalau pertama dateng aja anak kita udah gak tertarik, selanjutnya malah ogah-ogahan disuruh sekolah.

10. Kalau udah dapet sekolah yang dipilih. Buruan daftar sejak pendaftaran tahap pertama dibuka, jangan dientar-entar! Selain karena takut kehabisan tempat, biasanya beberapa sekolah memberikan diskon khusus dengan jumlah yang lumayan untuk pendaftar pada tahap pertama ini. Duh, jaman sekarang ini, nggak beli properti, nggak daftarin anak sekolah, emang mesti cepet-cepet ya.. Karena besok harga naik! hahaha..

So, Selamat hunting sekolah ibu-ibuuuu!! semangaaaaatt!







Andy Noya Kisah Hidupku - Review Buku

Buku ini saya dapat saat pameran literasi di Kementerian Keuangan pada November 2015 lalu. Tokoh se-famous andy noya datang ke Kemenkeu untuk bercerita tentang bukunya sudah pasti mengundang perhatian para pegawai di sana termasuk saya.
Lobby gedung juanda 2 sudah penuh dengan ratusan orang yang ingin menyaksikan sesi bedah bukunya. Emang dasar beliau pembawa acara terkenal, gaya penyampaian tentang bukunya itu sangat menarik dan jelas. Sesekali ia melempat joke ringan yang membuat sesi itu jauh dari kata membosankan. Ia bahkan menyuruh moderator untuk diam saja, karena ia mampu menerangkan isi buku itu tanpa harus didampingi moderator, dengan nada becanda tentu saja. (*pukpuk Pak budi haha)

Banyak orang yang mengidolakan andy noya karena talk show kick andy-nya yang menggugah, mengedukasi, menginspirasi dan menyebarkan semangat bagi masyarakat indonesia. Tapi banyak hal yang ia ceritakan dalam buku ini yang mungkin belum diketahui oleh penonton setianya, seperti :
1. Ia adalah anak produk broken-home yang pernah hidup cukup lama tanpa kasih sayang seorang ayah. Sebagai seorang anak uang juga 'kekurangan' kasih sayang ayah, saya cukup bisa memahami beban berat masa kecilnya tanpa figur orangtua yang lengkap.
2. Sewaktu kecil, andy noya sering berbuat nakal bahkan kriminal kecil-kecilan. Untunglah, jalan hidup menuntunnya untuk menjadi orang baik, sehingga ia tidak harus meneruskan bakatnya di bidang kriminal.
3. Andy Noya saat ini memiliki 11 orang anak yang harus ia kasihi dan biayai. 3 orang anak laki-laki merupakan anak kandungnya dari istrinya Upiek. Sementara sisanya adalah anak yatim piatu dari kakak-kakaknya yang telah meninggal lebih dahulu.
4. Andy Noya menikah dalam keadaan belum mapan. Seserahan yang diberikan pada saat lamaran itu dibeli oleh calon istrinya sendiri. Bahkan, batik yang dipakai saat lamaran adalah milik calon bapak mertuanya 😅😅
Dan masih banyak cerita lainnya.

Seperti halnya buku biografi, buku ini bercerita tentang perjalanan hidupnya sedari kecil hingga saat ini. Gaya bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami dan disajikan dengan gaya bertutur yang menarik seperti sebuah cerita. Cukup waktu sekitar 2 hari untuk melahap buku yang lumayan tebal ini (on-off-dibaca disela waktu senggang). Buku ini ditulis oleh Robert Adhi KSP penulis kompas, dengan pengayaan bahasa oleh Andina Dwifatma (temen gue yang satu ini emang keren beud dah!). 

Nilai yang paling kuat yang saya ambil dari cerita perjalanan Andy Noya adalah bagaimana kita bisa menemukan hal yang menjadi passion hidup kita, keinginan terluhur dari hidup kita, yang dinamakan 'lentera jiwa' oleh Andy Noya. Bukan perkara mudah, pastinya. Seseorang harus berani keluar dari zona nyaman untuk menemukan jalan menuju lentera jiwa tersebut. Selain itu, perjalanan hidup Andy Noya juga mengajarkan kita untuk tetap teguh memegang nilai-nilai hidup seperti kejujuran, tanggung jawab dan profesionalisme. Walaupun mungkin, nilai-nilai tersebut membuat kita dimusuhi oleh orang lain, dianggap tidak punya hati, atau bahkan memberi ancaman. Terakhir, saya nelihat besarnya peran Mbak Upiek sebagai istri Andy Noya sehingga membuat Andy Noya menjadi orang seperti sekarang ini. Coba bayangkan kalau mbak Upiek mau diajak menikah dengan syarat yang berat padahal Andy Noya saat itu masih kere. Atau, kalau mbak Upiek pengen Andy Noya dapat gaji tinggi walaupun harus kehilangan idealisme. Atau, kalau mbak Upiek selalu mengeluh terbaginya jatah gaji dengan ponakan-ponakannya yang yatim. Terbuktilah pepatah, disamping suami yang berhasil, ada istri yang nggak matre! (Gimana sih peribahasanya, lupa! Intinya gitu lah yahh)

Sedikit sih yang agak menggelitik buat saya sebagai pembaca, pada pertengahan buku sampai akhir buku, cerita perjalanan hidup Andy Noya menjadi sangat didominasi opeh Surya Paloh. Memang sih, Surya Paloh merupakan pemilik Media Group tempat dimana Andy Noya menjalankan profesinya sebagai jurnalis. Tapi, kalau buat saya pribadi sih ya, agak sedikit 'lebay' dalam menggambarkan pribadi Surya Paloh, heuheu. Dalam buku itu disebutkan SP sepertinya orang yang amat sangat nasionalis, berintegritas, bla bla bla (silakan baca sendiri). Setelah membaca buku itu, ada satu pertanyaan saya untuk Andy Noya yang waktu bedah buku tersebut tidak jadi saya tanyakan, takut menuai kontroversi, haha. 
Begini kira-kira.. "Bung Andy, sebagai salah sayu orang yang paling dekat dengan Surya Paloh. Apakah dimata anda seorang Surya Paloh akan mampu menjadi Presiden Indonesia yang baik?" As you know, SP tampak sangat ngebet ingin menjadi calon presiden melalui alat politiknya Partai Nasdem. Hmm, ada yang bisa bantu menjawab? 😁😁