Kemarin adalah pertama kalinya aku berkenalan dengannya. Perkenalan di dunia maya, mengamati wajah dalam fotonya, melihat senyumnya, sungguh menyejukkan hati. Hatiku semakin bergetar ketika aku membaca puisi-puisi indah yang dituliskannya penuh cinta. Cerita-cerita istimewa yang mengantarkan rasa simpati dan empati yang mendalam pada penderitaan yang dialami penghuni dunia.
Faiz Abdurrahman. Seseorang yang.. subhanallah.. membuatku tak mampu berkata apa-apa selain mengucap syukur kepada Allah. Syukur karena mengirimkan seorang anak manusia yang mengingatkanku untuk selalu menyayangi saudara-saudara kita yang miskin dan papa. Takjub karena pada usianya yang masih sangat belia, ia mampu merasa lebih peka dan berpikir lebih bijak. Puisi dan cerita yang dituliskannya menyentuh hatiku, mengguncang logikaku, membuncahkan keimananku.
Dimana aku ketika ia dengan usianya yang belia sudah sibuk memikirkan cara untuk membangun sebuah rumah yang nyaman untuk anak-anak yatim piatu? Dimana aku ketika ia telah mampu memberikan seluruh penghasilannya untuk kakak dan adik asuhnya?
Sungguh semuanya membuatku hanya mampu tertunduk malu. Aku yang telah mengalami kehidupan dua kali lebih lama darinya, belum mampu berbuat sebanyak apa yang telah ia perbuat. Bahkan belum mampu menata hati untuk ikut menangis karena derita saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Untuk ikut menanggung derita Ibu Pertiwi Tanah Air Indonesia. Seringkali aku mengeraskan hati saat sesosok ibu tua meminta uluran tangan dariku. Bahkan aku tak pernah peduli pada kontribusiku untuk kemajuan negara ini.
Aku kagum pada kelembutan hatimu, Faiz. Aku kagum pada nilai yang diajarkan kedua orangtuamu. Kesabaran yang tidak berbatas, buah dari ketakwaan, bersama diri yang selalu bersyukur. Semoga Allah selalu menjagamu dalam ketaqwaan, adikku sayang..
Ya Allah, pada hari ini..
Aku menundukkan kepala dan hatiku
Memohon ampunan dari-Mu yang Maha Pemurah..
Sungguh aku manusia
Tak pandai bersyukur dalam ujian-Mu
Tak bisa bersabar dalam karunia-Mu..
Pada hari ini Kau ingatkan kami
Untuk senantiasa mencintaiMu
melebihi gelimang keindahan dunia..
Untuk senantiasa mencintai senyuman
di wajah saudara-saudara kita
melebihi gelimang harta benda..
Untuk senantiasa menebar kebaikan
di muka bumi..
Aku memohon pada-Mu
Wahai Kekasih
Yang Maha Lembut
Berikanlah kami kelembutan hati
sehingga cinta ini
selalu tercurah atas nama-Mu
Faiz Abdurrahman. Seseorang yang.. subhanallah.. membuatku tak mampu berkata apa-apa selain mengucap syukur kepada Allah. Syukur karena mengirimkan seorang anak manusia yang mengingatkanku untuk selalu menyayangi saudara-saudara kita yang miskin dan papa. Takjub karena pada usianya yang masih sangat belia, ia mampu merasa lebih peka dan berpikir lebih bijak. Puisi dan cerita yang dituliskannya menyentuh hatiku, mengguncang logikaku, membuncahkan keimananku.
Dimana aku ketika ia dengan usianya yang belia sudah sibuk memikirkan cara untuk membangun sebuah rumah yang nyaman untuk anak-anak yatim piatu? Dimana aku ketika ia telah mampu memberikan seluruh penghasilannya untuk kakak dan adik asuhnya?
Sungguh semuanya membuatku hanya mampu tertunduk malu. Aku yang telah mengalami kehidupan dua kali lebih lama darinya, belum mampu berbuat sebanyak apa yang telah ia perbuat. Bahkan belum mampu menata hati untuk ikut menangis karena derita saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Untuk ikut menanggung derita Ibu Pertiwi Tanah Air Indonesia. Seringkali aku mengeraskan hati saat sesosok ibu tua meminta uluran tangan dariku. Bahkan aku tak pernah peduli pada kontribusiku untuk kemajuan negara ini.
Aku kagum pada kelembutan hatimu, Faiz. Aku kagum pada nilai yang diajarkan kedua orangtuamu. Kesabaran yang tidak berbatas, buah dari ketakwaan, bersama diri yang selalu bersyukur. Semoga Allah selalu menjagamu dalam ketaqwaan, adikku sayang..
Ya Allah, pada hari ini..
Aku menundukkan kepala dan hatiku
Memohon ampunan dari-Mu yang Maha Pemurah..
Sungguh aku manusia
Tak pandai bersyukur dalam ujian-Mu
Tak bisa bersabar dalam karunia-Mu..
Pada hari ini Kau ingatkan kami
Untuk senantiasa mencintaiMu
melebihi gelimang keindahan dunia..
Untuk senantiasa mencintai senyuman
di wajah saudara-saudara kita
melebihi gelimang harta benda..
Untuk senantiasa menebar kebaikan
di muka bumi..
Aku memohon pada-Mu
Wahai Kekasih
Yang Maha Lembut
Berikanlah kami kelembutan hati
sehingga cinta ini
selalu tercurah atas nama-Mu
No comments:
Post a Comment